JawaPos.com – Sebagai negara maritim dengan kekayaan laut yang luas, jumlah makanan laut dan pengolahan makanan di Indonesia dianggap potensial. Kementrian Kelautan dan Perikanan semakin terdorong untuk lebih mengembangkan industri ini. Bahkan jumlah potensi penyimpanan makanan laut segar di dalam rantai pendingin mencapai 60 juta ton per tahun.

“Potensi cold storage untuk menyimpan makanan segar di Indonesia mencapai angka 60 juta ton per tahun. Nilai investasinya sekitar Rp 80 triliun," kata Chairman Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni dalam keterangan tertulis, Jumat (28/7).

Sementara Ketua Komite Tetap Industri Makanan dan Protein Kadin, Thomas Darmawan, mengingatkan besarnya potensi perikanan di Indonesia. Salah satu yang harus menjadi pusat perhatian adalah sistem pendinginan untuk ikan hasil tangkapan di kapal nelayan.

"Sesuai dengan program Nawa Cita dari Bapak Presiden Joko Widodo, sektor makanan dan energi menjadi sektor prioritas di tahun 2017 ini. Industri makanan sangat berkaitan erat dengan industri pendingin untuk membantu mempertahankan kualitas dari makanan,” ungkapnya.

Sehingga pameran teknologi Refrigerasi dan HVAC (Heating Ventilating and Air Conditioning), Refrigeration and HVAC Indonesia (RHVAC)  kembali hadir untuk memberikan solusi terkait pada industri rantai pendingin, tata udara bangunan dan sektor komersial. Pameran ini diadakan bersamaan dengan International Indonesia Seafood and Meat Expo (IISM Jakarta) yang berfokus pada teknologi rantai pendingin makanan.

Jumlah peserta pameran yang berpartisipasi pada pameran tahun ini naik sebesar 20 persen dari tahun lalu. Pameran ini akan bekerjasama dengan 148 perusahaan dari 14 negara di antaranya Australia, India dan Belanda. Sebanyak 12 ribu pengunjung diperkirakan hadir di pameran yang akan diselenggarakan di Jakarta International Expo, Kemayoran dari tanggal 28-30 September 2017.

Dengan posisi Jakarta sebagai pusat perdagangan yang menghubungkan kegiatan bisnis di seluruh negara, para pebisnis dari Jakarta dan daerah lainnya serta para importir internasional membutuhkan sistem rantai pendingin yang lengkap. Dengan pertumbuhan industri Indonesia yang pesat di seluruh negara berkembang, para pelaku bisnis harus menyediakan operasi distribusi dan rantai pasokan end-to-end untuk mendukung pertumbuhan domestik yang kuat dan pergerakan perdagangan.

“Pameran ini menjadi ajang bagi para pelaku industri untuk membangun koneksi bisnis ke daerah yang lebih luas dari Jakarta ke seluruh daerah Indonesia maupun internasional,” tutup Managing Director dari Pelita Promo Internusa (PPI) Sofianto Widjaja, selaku penyelenggara.

(ika/JPC)

Source: JawaPos

21 August 2017

Latest Post